Entah siapa yang salah. Apa karena egoku atau egonya. Intinya masing-masing harus instropeksi diri. Mungkin inilah saatnya Allah menguji persahabatan kami. Lewat duri-duri yang senantiasa datang berhamburan di jalan kami. Ujian yang mempertaruhkan persahabatan kami. Tapi aku yakin kami pasti bisa melaluinya. Entah kapankah itu.

Memang masing-masing orang memiliki isi kepala yang berbeda. Kita selalu punya pendapat. Kadang pendapat kita berbeda namun itulah yang membuat kita saling membangun. Saling menutupi asas kelemahan dan saling menguatkan kekuatan. Makanya orang yang hebat itu adalah orang yang bisa menyelesaikan perbedaan pendapat itu. Entah dengan kerendahan hatinya. Atau rasa mengalah. Yah mengalah untuk hal yang benar tentunya.

Kini bingung bagaimana kedepannya. aku sudah mendiskusikan masalah ini dengan seorang murabbi. Dan beliau menyarankan memang kami harus bermaafan. Ya, Maaf. Suatu kata yang memiliki makna yang indah. Yang menghubungkan kembali ikatan yang sudah rusak maupun usang. Dan kemungkinan bisa menggantikan ikatan yang lama itu dengan ikatan yang lebih kuat. Semoga itu bisa terjadi. Untuk siapa yang minta maaf tidak masalah siapa yang duluan. Namun orang yang rendah hatinya mau memaafkan orang bahkan sebelum orang itu minta maaf.

Luar biasa pengalam hidup yang Allah berikan ini. Banyak hikmah yang bisa diambil. Alhamdulillah :D..