Tulisan seseorang tergantung apa yang dia baca. Saat dia membaca tulisan yang absurd, gaje, dan tidak jelas. Maka jangan heran apabila dia menulis. Tulisannya juga ikut absurd. Begitu juga apabila dia membaca tulisan yang baik, tertata rapi, dengan idiom yang tepat. Maka jangan heran apabila tulisannya juga akan mengikuti baiknya tulisan yang dia baca.

Seperti sebuah pohon. Sang penyerap air. Air yang diserapnya mempengaruhi kualitas dari pohon tersebut. Apabila pohon itu tumbuh di lingkungan yang gersang. Dimana airnya sangat sedikit. Maka jangan heran apabila tumbuhan itu akan lambat tumbuh dan mudah layu. Namun apabila pohon tersebut tumbuh dilingkungan yang subur. Dimana airnya cukup untuk diserap dan dinikmati pohon itu. Maka jangan heran apabila pohon itu tumbuh menjadi pohon yang sangat baik.

Begitu juga dengan manusia. Sejatinya manusia memang harus membaca. Karena dengan membaca lah dia bisa tumbuh. Seseorang tidak perlu mengulangi kesalahan yang sama. Karena kesalahan itu sudah diketahuinya terlebih dahulu lewat membaca. Seseorang tidak perlu ikut mengalami pengalaman buruk seseorang. Cukuplah ia mengambil hikmah dari pengalaman orang yang dia baca. Seseorang tidak perlu susah-susah untuk menjadi pintar. Banyaklah membaca maka wawasan pun akan luas. 

Membaca novel. Maka jangan heran tulisan kita nantinya akan seperti novel. Itu hanyalah salah satu perumpamaan. Apa yang kita baca, kita serap, kita alami akan memperngaruhi seperti apa kita. 

Kita membaca Al-Qur’an kemudian membaca terjemahannya. Maka jangan heran apabila nanti tulisan kita akan penuh dengan hikmah.

IQRO. Itulah kekuatan dari ayat pertama yang oleh sang Pencipta diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. 

Wassalam