hikmah
perjalanan hidup
tobat
#55 Perayaan tahun baru. Disyukuri atau Direnungi?
Wednesday, December 31, 2014
Sudah menjadi kebiasaan sebagian manusia, setiap tanggal 31 Desember pada malam harinya manusia dari belahan dunia manapun akan memperingatinya. Suara tiupan terompet yang riuh dan kerlap-kerlip cahaya dari kembang api yang saling bersahutan menambah kesan menarik pada malam itu.
Sebagian menjadikan momen ini untuk meraup lebih banyak fulus, diantaranya para pedagang terompet yang kian mendekati tahun baru kian menjamur memenuhi lapisan jalan dengan dagangan terompetnya.
Sebagian yang lain seperti paman jualan pentol, bakso, gulali dan semacamnya menyiapkan dagangannya agar laris diserbu oleh masyarakat yang tumpah ruah di alun-alun, atau lapangan, atau tempat-tempat yang strategis untuk menikmati malam tahun baru.
Sebagian yang lain juga berdoa berharap agar kesalahan-kesalahan yang dilakukan tahun ini tidak lagi terulang pada tahun berikutnya.
Dan mungkin ada juga yang menggunakan momen ini untuk melamar kekasihnya.
Namun tahukah kawan-kawan sekalian? Jauh sebelum perayaan tahun baru yang mayoritas masyarakat merayakannya saat ini. Tepatnya 14 abad yang lalu, telah ada seorang laki-laki memberikan nasehat kepada umatnya.
“….Membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi…” (HR. Abu Daud, no.498 dan Al-Baihaqi, no.1704)
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut.”(HR Ahmad, Abu Daud)
Lihatlah, kemudian resapilah. Lelaki itu adalah Muhammad SAW. Rasul kita telah memperingatkan kita sejak 14 abad yang lalu.
Sesungguhnya kita sebagai umat muslim tidak usah untuk ikut merayakan perayaan tahun baru. Kalau dipikir-pikir apa manfaatnya? Duduk nongkrong bersama teman-teman kemudian menghabiskan malam tahun baru dengan bercanda ria. Tepat jam 00.00 kemudian merayakannya dengan segelas minuman. Syukur-syukur apabila air es. Bagaimana kalau ternyata minuman oplosan?
Lihatlah berapa juta uang yang dihabiskan dalam sekejap mata. Sepuluh ribu, seratus ribu bahkan petasan seharga satu juta pun tak diperdulikan lagi. Asalkan ikut meramaikan malam tahun baru.
Coba lihat kawan. Bukankah lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya?
Sekali lagi. Bukankah lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya?
Kenapa kita tidak menjadikan ini sebagai ajang untuk memuhasabahkan diri kita? Mengevaluasi diri. Sudah sejauh mana ketaatan kita kepada Yang Maha Kuasa.
Coba direnungkan selama setahun ini. Bagaimana ibadah kita, bagaimana shalat kita, apakah sudah khusyu? Apakah selama ini shalat kita masih belang kambingan? Apakah ketika kita shalat masih banyak segala macam pikiran yang menggangu shalat kita?
Bagaimana dengan zakat kita, puasa kita, apakah mampu membebaskan kita dari api neraka jahannam? Apakah mereka yang tertawa bahagia menyambut tahun baru dengan suka cita telah mendapatkan jawaban bahwa mereka bebas dari api neraka?
Selama setahun ini, seberapa banyak sudah orang-orang disekitar kita, bahkan teman kita sendiri yang mendahului kita. Beranjak dari dimensi dunia menuju dimensi yang berikutnya. Masalahnya adalah bisa jadi tahun berikutnya adalah giliran kita? Bukankah tidak ada yang tahu kapan ajalnya kan datang.
Sekali lagi. Lelaki yang sudah saya sebutkan diatas kembali memberikan nasehat. Ketika salah seorang sahabat bertanya kepada beliau,
“Ya Rasul, siapa kah orang yang paling cerdas?”
Kalau kita ditanya seperti itu. mungkin sebagian besar akan mengatakan orang yang banyak belajar, semacam enstein, habibi dll namun ternyata tidak. Kemudian beliau menjawab.
“Orang yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat mati. Kemudian menyiapkan diri untuk kedatangannya”
Semoga di momen ini tidak membuat kita sebagai manusia yang memiliki Tuhan tidak lupa akan nikmat-nikmat yang diberikan olehNya. Tidak menjadi manusia yang sombong yang berbuat kerusakan di muka bumi ini.
Tulisan ini hanyalah nasehat untuk pribadi penulis sendiri. Adapun kesalahan yang terdapat pada tulisan ini mohon untuk memberikan kritik maupun sarannya. Dan saya sangat welcome apabila ada yang ingin berdiskusi.
Semoga Allah merahmati kita semua.
0 comments
Terimakasih dah dibaca. semoga bermanfaat :)