catatan kehidupan
tulisan
#57 Apakah kehidupan itu sulit?
Sunday, March 22, 2015
Berbicara mengenai kehidupan berarti membicarakan berbagai macam aspek. Tapi untuk sederhananya kehidupan adalah suatu fase diantara kelahiran dan kematian. Sperti garis lurus atau arena balap. Garis startnya adalah kelahiran dan garis finishnya adalah kematian. Dan kehidupan berada diantaranya.
Apa yang bisa diambil dari makna sebuah kehidupan? Apakah kehidupan itu berpikir, berbicara, bercanda, bersosialisasi, bernafas, minum, makan dan lain sebagainya? Dan kenapa kehidupan bagi setiap orang dirasa begitu sulit dengan berbagai macam permasalahan yang menghampirinya?
Kemiskinan, keterpurukan, kebencian dll. Kenapa mereka ada mengiringi kehidupan ini? Bukankah karena sebab mereka hidup ini serasa tidak menyenangkan lagi?
Disaat orang lain tertawa mereka bersedih. Disaat orang lain tertidur pulas dengan fasilitas mewah dari kasur yang empuk, selimut yang nyaman dan bantal tebal mereka tidur hanya beralaskan tikar yang menyebabkan bekas pada punggung-punggung mereka.
Hidup ini sulit bukan?
Setiap harinya manusia harus bekerja. 8 jam, 12 jam, 24 jam. Manusia beraktivitas bekerja untuk kelangsungan hidupnya. Paling tidak agar pikiran mereka tidak gelisah memikirkan tagihan yang harus mereka bayar. Atau malah hasrat kerakusan akan harta yang membuat mereka bekerja.
Kadang mereka mengeluh, kadang mereka bersyukur. Itulah yang terjadi. Masing-masing orang berbeda cara mengambil hikmah yang ada. Mereka yang mengeluh. Beranggapan bahwa hidup yang dijalaninya tidak lain bukanlah kehidupan yang diinginkannya. Dia ingin sesuatu yang lebih baik, lebih banyak dari pada yang ini. Sehingga Ia tidak merasakan bahagia sedikitpun atas apa yang dijalaninya. Disamping itu ada juga orang yang senantiasa bersyukur. Ia sebenarnya tahu apa yang menjadi keinginannya tidak sesuai dengan kenyataan. Tapi Ia tahu. Satu hal yang ia tahu bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur. Sehingga yang ia hanya lakukan adalah terus bekerja dan bekerja. Semaksimal yang Ia bisa. Dan hal itu cukup untuk membuat dia bahagia.
Banyak orang yang pusing tujuh keliling memikirkan hal yang membebani pikirannya setiap saat. Tagihan hutang, listrik, air, dll. Pikiran negatifnya terus mendobrak ke dalam pikiran bawah sadarnya. Alhasil kehidupannya menjadi tidak menyenangkan.
Apakah kita harus belajar dari seekor cicak?
Cicak adalah hewan melata. Tidak dapat berenang, melompat, bahkan terbang. Namun cicak adalah hewan pemakan nyamuk. Ya kalau dipikir-pikir.” Tuhan begitu tidak adil. Tidak mungkin menjadikan seekor cicak hewan melata menjadi seekor hewan pemakan nyamuk yang bisa terbang. Bagaimana caranya cicak dapat makan?” Itulah pikiran mayoritas kita. Namun kenyataannya tidak. Cicak dapat memakan nyamuk. Cicak yang merayap dinding tidak akan melepaskan begitu saja ketika seekor nyamuk yang terbang menghampirinya. Setiap nyamuk terbang menghampirinya. Ia dengan cekatan melahap nyamuk tersebut. Entah ini adalah analisis ku sendiri. Tidak usah terlalu begitu di percaya. Kemungkinan cicak memiliki sedikit kesamaan dengan manusia. Entah itu kulitnya atau suhu tubuhnya. Sehingga mungkin nyamuk tersebut menduga kalau cicak itu adalah seorang manusia. Yah, mungkin disitulah letak keadilan Tuhan.
Sekarang semuanya tergantung kita. Apakah kita mau menjadi mereka yang mengeluh atau bersyukut dalam menjalani kehidupan ini.
Hidup kita yang hakiki adalah kehidupan sesudah kehidupan ini. Jadi santai saja. Rilex dan jalanilah kehidupan sesuai dengan skenario Allah.
0 comments
Terimakasih dah dibaca. semoga bermanfaat :)